Membangun UMKM di Era Digital

 Membangun UMKM di Era Digital

Seiring berkembangnya teknologi serta kemudahan dalam akses informasi menggunakan jaringan internet, maka UMKM dituntut untuk mampu beradaptasi untuk menjaga kelangsungan bisnisnya, lalu bagaimana membangun bisnis di era yang serba digital?

Sekarang ini mungkin kita bisa menganggap 70% orang-orang menghabiskan waktu dengan berselancar di Internet, baik hanya sekedar mengakses informasi, maupun mengakses sosial media yang menawarkan berbagai informasi maupun produk.

Sebenarnya tanpa mendapatkan pengajaran apapun orang-orang yang menjadi pelaku bisnis sudah banyak yang beralih ke pasar digital. Itu bisa dilihat dari banyaknya transaksi yang menggunakan akses internet, misalnya jual beli melalui aplikasi perpesanan seperti WhatsApp. 

Tapi, model bisnis seperti ini kebanyakan tidak memiliki jangkauan yang luas karena hanya memanfaatkan kontak serta layanan yang berlingkup pada linkungan sekitar. Meski begitu, hal seperti ini bisa dikatakan sebagai proses awal yang bagus sebelum kemudian beralih ke pasar yang lebih besar.

Sementara jika melihat pasar yang sedikit lebih besar, beberapa pelaku bisnis mulai memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk memasarkan produk. Sayangnya ini tidak terlalu efektif, yang mana pada konteks pemasaran seperti ini membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari konsumen.

Pelaku bisnis yang memiliki target pasar lebih biasanya akan memilih menggunakan layanan marketplace untuk memudahkan penjualan serta menjaga kepercayaan konsumen karena terbatu oleh adanya sistem rekber dari marketplace yang digunakan. Meskipun sebenarnya memanfaatkan marketplace juga tidak benar-benar menjamin keamanan bagi konsumen, namun ini opsi terbaik untuk saat ini.

Pelaku bisnis mikro biasanya melupakan hal penting ketika membangun bisnis mereka. Itu adalah terkait branding, yang mana ini sangat penting terutama untuk membangun kepercayaan konsumen serta kebutuhan pemasaran.

Sedangkan pelaku yang sedikit memahami hal itu, kebanyakan masih terbayang dengan brand besar sehingga membuat nama bisnis ataupun logo yang tidak jauh berbeda dengan brand yang dikenalnya.

Membangun Branding untuk UMKM

Banyak orang kebingungan ketika dihadapkan dengan persoalan branding. Padahal ini bisa menjadi hal yang paling mudah. Karena sebenarnya selama memulai memasarkan produk baik hanya sekadar gambar yang diunggah melalui sosial media pun orang-orang dengan sendirinya akan membranding produk yang dipasarkan.

Misalnya membuat akun jasa_penulisan_karya_ilmiah, kemudian selalu mengunggah karya serta harga jasa yang ditawarkan melalui akun tersebut, maka orang-orang akan dengan sendirinya mengenal branding yang sedang dibangun.

Dan tentu saja harus menggunakan gambar khusus sebagai logo pada profil supaya lebih mudah dikenal orang sehingga tidak akan tertukar dengan akun lainnya. Karena potensi adanya pesaing yang mengunggah ulang gambar atau produk/jasa yang sama sangat tinggi.

Ketika membangun sebuah brand, mungkin kita perlu untuk melakukann analisis pasar, melakukan analisa persaingan pasar serta membuat sebuah ciri khas tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peluang pada segmen bisnis tersebut serta membuat sugesti pada konsumen bahwa produk ini adalah produk milik kita.

Pada mulanya, mungkin akan menemui banyak kesulitan dalam memulai bisnis apalagi membangun sebuah brand. Tapi, jika sering melakukan analisa pada pasar yang dituju tentu akan memahami pola konsumen serta persaingan bisnis yang mungkin terjadi.

Dukungan Teknologi untuk UMKM di Pasar Digital

Selain memanfaatkan sosial media sebagai alat pemasaran, marketplace sebagai alat penjualan, ada hal lain yang terlihat sepele namun memiliki impact yang cukup tinggi untuk membangun sebuah brand bisnis bahkan membangun kepercayaan konsumen.

Website

Sebagai pelaku bisnis profesional meskipun skala pasarnya kecil, memiliki sebuah website sangatlah penting. Selain berguna sebagai katalog produk, hal ini juga akan memicu daya tarik serta meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap bisnis yang kita bangun.

Sayangnya, masih banyak pelaku usaha mikro yang kurang mengetahui serta takut terbentur dengan tagihan biaya pembuatan serta perawatan suatu website. Padahal sebenarnya tidak terlalu mahal, dengan catatan mampu untuk membangunnya sendiri.

Misalnya kita memanfaatkan layanan blog gratis dari Google ,yaitu Blogger kemudian membeli domain untuk membangun brand UMKM serta meningkatkan kepercayaan konsumen di era pasar digital yang mungkin berkisar 150-200 ribu per tahun. Itu sudah lebih dari cukup untuk mulai membangun website sebagai katalog produk, sekaligus profil usaha yang sedang dijalankan.

Canva

Canva menawarkan banyak kemudahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat produk terlihat lebih menarik. Meskipun terbatas, versi gratis dari layanan ini sudah lebih dari cukup untuk membuat tampilan gambar produk terlihat mewah.

Selain bisa digunakan untuk menyesuaikan gambar, layanan ini juga menawarkan banyak template yang bisa digunakan sesuai kebutuhannya. Misalnya untuk sosial media, campaing, dan semacamnya.

WhatsApp Business

Manfaatkan layanan perpesanan yang memiliki fitur bot, dibandingkan dengan layanan lainnya WhatsApp Business bisa menjadi pilihan menarik. Selain bisa memiliki fitur balas secara otomatis, tersedia juga fitur katalog dan jadwal buka tutup layanan.

Tiga dukungan teknologi diatas bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas layanan terutama aftersales dan pemasaran. Selebihnya, manfaatkan media sosial untuk melakukan promosi dan marketplace untuk meningkatkan kepercayaan konsumen karena jaminan keamanan ketika transaksi.

Semua hal diatas dapat dilakukan secara mandiri jika bisnis masih kecil atau dalam tahap membangun, dan tentunya semua itu gratis “berbayar jika dirasa perlu untuk meningkatkan kualitas serta tingkat kepercayaan konsumen”. Kecuali untuk website, sangat tidak disarankan menggunakan versi gratis, jika menggunakan Blogger minimal beli domain untuk meningkatkan kepercayaan konsumen di era pasar digital.

Penulis : Slamet Bejo

1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama