Lamongan, Dalam era digital yang terus berkembang pesat, kemampuan untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat pemasaran menjadi sangat penting, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Hal inilah yang disadari oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITBAD) Lamongan, Kelompok 7. Sebagai bagian dari pengabdian mereka kepada masyarakat, mereka mengambil inisiatif untuk melakukan sosialisasi bertema “Optimalisasi Pemasaran Digital untuk Memperluas Jangkauan Pasar” yang ditujukan kepada ibu-ibu PKK di Desa Kedungdadi pada tanggal 11 Agustus 2024.
Perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk cara berbisnis. Pemasaran yang dulunya bergantung pada metode tradisional seperti pemasangan spanduk, brosur, dan penyebaran dari mulut ke mulut, kini mulai beralih ke platform digital. Media sosial, situs web, hingga aplikasi e-commerce menjadi alat yang ampuh untuk menjangkau konsumen yang lebih luas tanpa terbatas oleh lokasi geografis.
Namun, bagi banyak ibu-ibu PKK yang terlibat dalam usaha kecil, pemahaman tentang pemasaran digital masih sangat minim. Banyak dari mereka yang memiliki produk berkualitas, namun belum mampu memanfaatkan potensi pemasaran digital secara optimal. Oleh karena itu, inisiatif dari KKN ITB AD Lamongan ini menjadi sangat relevan dan dibutuhkan.
Sosialisasi ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pemasaran digital, tetapi juga untuk memberikan pelatihan praktis kepada ibu-ibu PKK agar mereka mampu menerapkan strategi pemasaran digital dalam usaha mereka. Dengan demikian, harapannya adalah agar usaha mereka dapat berkembang lebih cepat dan memiliki daya saing yang lebih kuat di pasar.
Para mahasiswa KKN mengadakan pelatihan mengenai cara menggunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp untuk mempromosikan produk. Mereka juga mengajarkan bagaimana cara membuat konten yang menarik, seperti foto produk yang berkualitas, video promosi, serta menulis deskripsi produk yang menarik perhatian konsumen.
Selain itu, para mahasiswa juga memberikan pemahaman tentang pentingnya interaksi dengan pelanggan secara online, baik melalui komentar di media sosial maupun layanan pelanggan melalui aplikasi chat. Hal ini penting agar pelanggan merasa lebih dekat dan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan.
Tentu saja, memperkenalkan teknologi baru kepada para pelaku UMKM yang belum familiar bukanlah tanpa tantangan. Beberapa ibu-ibu PKK mungkin merasa kesulitan dalam menggunakan perangkat teknologi atau memahami konsep pemasaran digital. Namun, dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat, mahasiswa KKN berusaha memberikan pemahaman secara perlahan-lahan dan memotivasi para peserta untuk tidak takut mencoba hal-hal baru.
Dengan adanya sosialisasi ini, harapannya adalah agar ibu-ibu PKK di Desa Kedungdadi dapat semakin percaya diri dalam memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, diharapkan pula mereka dapat menjadi contoh bagi ibu-ibu PKK di desa lainnya, sehingga manfaat dari pemasaran digital ini dapat dirasakan lebih luas.(PN).
Posting Komentar