Qurban, Spiritual dan Dampak Sosial Ekonomi

Dampak Sosial Ekonomi

Penyembelihan hewan qurban pada Hari Raya Idul Adha merupakan sebuah ibadah yang di syariatkan dan sarat akan nilai-nilai spiritual. Namun, jika kita tinjau dari perspektif ekonomi, qurban juga memiliki implikasi yang signifikan terhadap dinamika sosial-ekonomi masyarakat. Sebagai seorang dosen ekonomi syariah, saya merasa penting untuk mengulas bagaimana ibadah qurban berkontribusi pada sosial ekonomi masyarakat lokal dan memberikan dampak yang luas.

Qurban secara bahasa bermakna “mendekatkan diri kepada Allah”. Mengurbankan hewan pada Hari Raya Idul Adha dalam Islam merupakan momentum mendekatkan diri dan tunduk atas perintah sekaligus sebagai bentuk dari penyembelihan atas sifat ego yang terdapat dalam diri manusia.

Pelaksanaan ibadah qurban didasarkan pada kiah Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih puteranya Ismail, yang kemudian datanglah malaikat Jibril mengabarkan bahwa Allah mengantikan dengan seekor hewan. Dalam konteks ajaran berqurban, Allah mengajarkan bahwa pengorbanan itu sebenarnya berat untuk dilakukan. Namun, jika dihadapi dengan ikhlas, pada akhirnya akan membuahkan hasil.

Perintah qurban terdapat dalam (QS. Al-Kaustar: 2) artinya “Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah”. Terlihat bahwa ibadah qurban memiliki kedudukan cukup penting di dalam Islam, hal itu terlihat dari ditempatkannya qurban setelah sholat. Disisi lain, perintah ini memuat nilai-nilai spiritual bagi umat Islam.

Nilai spiritual tersebut dapat dilihat dan dirasakan melalui bertambahnya keimanan, ketakwaan, syukur, ikhlas serta kepatuhan kepada Allah SWT. Ibnu Arabi menyatakan spiritualitas ialah pengerahan potensi rohaniyah yang terdapat dalam diri manusia untuk tunduk dan patuh pada ketentuan Allah.

Kedua aspek tersebut, jika dapat diinternalisasikan dan diwujudkan dalam kehidupan beragama, bersosial dan berekonomi, maka akan tercipta keharmonisan dan kesejahteraan secara individu dan kelompok.

Untuk mencapainya, dibutuhkan usaha secara sadar dan sistematis. Sebab, rentetan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan umat Islam tidak lain karena keringnya spiritual dan minimnya pemahaman menjalankan syariat. Melalui qurban ini, diharapkan, bisa menjadi titik balik untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat yang membutuhkan.

Dampak Sosial Ekonomi

Setiap tahunnya, ketika menjelang Idul Adha, permintaan terhadap hewan qurban meningkat. Peningkatan ini menciptakan pergerakan ekonomi masyarakat yang signifikan, khususnya di pasar hewan ternak.

Di wilayah Jawa Timur, pasar hewan qurban menjadi sangat aktif. Peternak lokal, yang sebagian besar merupakan usaha kecil dan menengah, memperoleh pendapatan yang signifikan dari penjualan hewan qurban.

Selain itu, terdapat juga pada sektor-sektor lain ikut terangkat, seperti transportasi, pakan ternak, dan layanan kesehatan hewan juga mengalami peningkatan permintaan.

Distribusi daging qurban kepada masyarakat yang membutuhkan tidak hanya meningkatkan asupan gizi, tetapi juga berperan dalam redistribusi ekonomi. Hal ini membantu mengurangi ketimpangan kesehatan dan ekonomi serta memperkuat solidaritas dalam masyarakat.

Qurban juga dapat dilihat sebagai alat untuk pemberdayaan ekonomi. Berbagai lembaga filantropi telah mengembangkan program-program qurban yang tidak hanya berfokus pada penyembelihan hewan, tetapi juga pada pemberdayaan peternak kecil. Program-program ini memberikan pelatihan, akses pasar, dan dukungan finansial kepada peternak, sehingga mereka dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas hewan ternak.

Pendekatan ini sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang mengedepankan terwujudnya keadilan dan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat. Dengan memberdayakan peternak lokal, qurban menjadi lebih dari sekadar ibadah pribadi, tetapi juga sebuah gerakan sosial yang mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Tantangan dan Rekomendasi

Meskipun memiliki banyak manfaat, pelaksanaan qurban masih menghadapi berbagai tantangan. Manajemen pasar hewan qurban yang belum optimal, kurangnya edukasi mengenai kesehatan hewan, dan fluktuasi harga merupakan beberapa masalah yang perlu diatasi. Pemerintah dan berbagai pihak terkait harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pelaksanaan qurban dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak yang terlibat.

Di masa depan, saya berharap bahwa qurban dapat terus menjadi salah satu pilar penting dalam membangun ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan di Indonesia. Dengan sinergi antara nilai-nilai spiritual dan ekonomi, qurban tidak hanya memperkuat iman tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat.

Melalui artikel ini, saya mengajak para pembaca untuk lebih memahami dan mengapresiasi dimensi ekonomi dari ibadah qurban. Semoga dengan pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat melaksanakan qurban dengan lebih bijaksana dan bersama-sama membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Penulis : M. Dzikri Abadi

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama