Kesenjangan Pengguna Dompet Digital pada Setiap Generasi

Kesenjangan Pengguna Dompet Digital pada Setiap Generasi

Kemajuan teknologi digital berhasil mendisrupsi di segala sektor, termasuk bidang keuangan. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, dompet digital berhasil meraup pasar karena menawarkan transaksi pembayaran yang lebih mudah dibandingkan dengan transaksi dengan metode tradisional.

Sejak Elon Musk meluncurkan PayPal tahun 1999, kemudian diikuti oleh AliPay di 2003 serta GooglePay di tahun 2011, dompet elektronik atau e-wallet menjadi alternatif transaksi pembayaran non-tunai yang unggul. Di Indonesia sendiri e-wallet mulai muncul di tahun 2007 melalui layanan T-cash Telkomsel dan XL Tunai, namun baru mulai popular setelah muncul GoPay diikuti OVO, Dana, LinkAja, dsb.

Dompet digital memungkinkan terjadinya transaksi keuangan yang lebih mudah, aman, dan transparan yang hanya dengan menggunakan telepon cerdas. Pernyatan itu didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Alam dkk (2021) yang membuktikan bahwa jumlah pengguna dompet digital memiliki potensi yang sangat besar karena memiliki kekuatan seperti: penggabungan keuangan, kemudahan akses, perlindungan dan keamanan, mudah dihubungkan ke akun lain, dll.

Namun, dengan hadirnya dompet digital juga tidak dapat dilepaskan dengan risiko-risiko, seperti: keamanan transaksi, data diri, dan sebagainya. Disisi lain, kehadiran dompet digital menyebabkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif di industri ini Yang (2023).

Keberadaan dompet digital menjadi inovasi dalam cara pembayaran yang memudahkan konsumen. Manzoor (2010) menyebutkan tiga tujuan dari keberadaan dompet digital. Pertama, dompet digital memberikan perlindungan dan enkripsi untuk informasi pribadi pengguna serta transaksi itu sendiri. Kedua, dompet digital memelihara database informasi yang dimasukkan oleh pengguna (alamat pengiriman, alamat penagihan, metode pembayaran, dan informasi lainnya).

Ketiga, dompet digital mengotentikasi pelanggan menggunakan sertifikat digital dan mekanisme enkripsi lainnya. Dengan tujuan tersebut, dompet digital sangat cocok digunakan bagi pembeli online karena memudahkan proses transaksi belanja. Peningkatan pengguna dompet digital ditunjukan dalam data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Perangkat teknologi yang digunakan untuk menyimpan nilai mata uang digital adalah server atau chip. Bank Indonesia (2021) mencatat mengenai rincian dari nilai uang elektronik mengalami peningkatan dari tahun 2015-2019. Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2019 dengan jumlah nilai uang yang tersimpan mencapai Rp. 6,14T. Peningkatan volume pembayaran uang elektronik terbesar ini sejalan dengan peningkatan nilai uang, yaitu pada tahun 2018 – 2019. Kenaikan jumlah transaksi ini membuktikan bahwa masyarakat mulai banyak melakukan transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik.

Bank Indonesia mengungkapkan jumlah uang penerbit elektronik lembaga bukan bank saat ini sudah mencapai 39 unit. APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) (2020) melakukan survei mengenai penggunaan dompet digital dengan mayoritas penggunanya menggunakan OVO atau 6,5%. Kemudian disusul Gopay dengan penggunanya sebanyak 5,9%. Lain halnya dengan survei yang dilakukan oleh oleh IPSOS (2019) menunjukkan bahwa Gopay merupakan aplikasi e-wallet yang paling banyak digunakan sebanyak 55%, posisi selanjutnya terdapat OVO dan Dana sebanyak 28% dan 11%.

Pengguna Dompet Digital

Sebagai produk digital, e-wallet banyak digunakan oleh mereka yang hidup dan tumbuh dengan internet. Western Governors University (2019) menyebut generasi meraka adalah digital-ites “Generasi yang lahir pada era digital”. Generasi yang telah menjelajahi internet dan jejaring sosial, dan tenggelam dalam platform video sejak mereka lahir.

BPS menyebutkan Generasi Z terdiri dari orang-orang yang lahir antara tahun 1997-2012. Survei yang dilakukan BPS(2020) menunjukkan mayoritas pengguna internet berada pada rentang usia 25 – 49 tahun atau sebesar 48,33%. Kemudian direntang tahun usia 19 – 24 persentase sebesar 18,72% menjadi rentang usia terbanyak kedua. Meski tidak dijelaskan secara spesifik. Namun dengan begitu, rentang waktu usia Generasi Z menjadi bagian dari pengguna internet yang cukup banyak.

Penggunaan dompet digital mengungguli metode pembayaran lainnya seperti uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS (21%), Paylater (18%), kartu debit (17%) dan VA transfer (16%). Riset ini melibatkan 1.300 responden dan dilaksanakan di tujuh kota besar di Indonesia meliputi: Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang dan Pekanbaru sepanjang 19 September hingga 30 September 2022.

Hasil riset ini menunjukkan perubahan peta di tahun 2022, GoPay sebagai platform dompet digital yang paling banyak digunakan oleh konsumen. Posisi kedua diduduki oleh OVO dengan 70% responden pernah menggunakan, dan 53% menggunakan dalam tiga bulan terakhir.

Mengenai karakteristik responden paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 183 responden (60,4%), berusia 21 tahun sampai 35 tahun sebanyak 208 responden (68,6%), berpendidikan S1/S2/S3 sebanyak 163 responden (53,8%), bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 129 responden (42,6%), dan berpendapatan > 3 juta sebanyak 188 responden (62,0%). Data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna OVO paling banyak digunakan oleh generasi muda yang lebih melek teknologi terutama pada jenis kelamin perempuan yang sebagian besar berpendidikan S1/S2/S3 untuk digunakan sebagai transaksi dalam usaha mereka, terutama yang berafiliasi dengan Grab.

Generasi Z memiliki kesadaran dan pengalaman yang tinggi dalam menggunakan dompet digital, hal ini disebabkan bahwa generasi Z mengaggap pembayaran menggunakan dompet digital lebih nyaman dan cepat daripada sistem perbankan konvensional karena menghemat waktu dan uang.

Sistem pembayaran berbasis digital banyak digunakan untuk transaksi dan pembayaran yang dilakukan melalui penggunaan aplikasi digital karena konsumen menganggap metode ini menguntungkan. Pembayaran menggunakan e-wallet tidak hanya memberikan tingkat kemudahan dan kecepatan tetapi juga memberikan rasa nyaman dan aman bagi konsumen, rasa aman dalam bertransaksi dimanapun dan kapanpun.

 

Penulis : Imtinan Widhah Kumala

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama