Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Nasional

optimisme pertumbuhan ekonomi nasional

Kepastian harga beli menjadi aspek yang terus re evaluasi untuk mendapatkan nilai yang tepat sasaran di pasar internasional, nasional, dan daerah. Naik turunnya harga beli produk primer, sekunder, dan tersier menimbulkan keambiguan tersendiri.

Fluktuasi harga beli ini disebabkan oleh proses politik, seperti pemilu umum, pelantikan presiden dan wakil presiden baru, serta pemilu daerah serentak yang diperkirakan berakhir pada Oktober 2024. Transisi ini mengakibatkan ketidakstabilan harga beli berbagai produk di pasaran. Kebijakan pemerintah yang spekulatif menjadi penghambat penentuan harga yang tepat sasaran.

Perkiraan defisit APBN sebesar 2,7% tahun 2024 mendekati angka 3%, menunjukkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan inflasi tinggi. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak mencapai target 5,2%, dan target tahun 2025 sebesar 5,5% juga terlihat menantang..

Pagu anggaran belanja awal diperkirakan 3.325,1 Triliun yang membengkak menjadi 3.412,2 Triliun pada akhir 2024. Menurutnya Said Abdullah (Ketua Banggar DPR RI) berpendapat, "Ditengah transisi peralihan pemerintahan, sebaliknya proyek-proyek kejar tayang yang tidak terlalu signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja, hendaknya di pertimbangkan ulang. Dilansir dari Bisnis.com

Pertumbuhan ekonomi nasional sangat penting diperhatikan sebagai optimisme kesejahteraan yang adil bagi masyarakat

Pasar menjadi tak terkendali sehingga pertumbuhan ekonomi harus selalu dievaluasi. Masih banyak warga negara yang membutuhkan bantuan sosial daripada kesadaran sosial untuk ikut mempengaruhi ekonomi nasional.

Nilai tukar rupiah diperdagangkan dalam rentang Rp. 14.670 - 15.940 per dolar AS pada tahun 2024, dan pada bulan Juli mencapai Rp. 16.266 per dolar AS. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan konsumerisme nasional yang tidak terkendali. Jika produk nasional tidak diprioritaskan, nilai tukar rupiah dapat melemah hingga Rp. 17.000 per dolar AS pada akhir tahun 2024.

Membeli produk lokal menjadi kampanye yang digalakkan oleh OJK Indonesia untuk memperkuat nilai Rupiah. Selain itu, penggunaan transportasi publik juga dianjurkan untuk menghemat BBM.

Pertumbuhan ekonomi nasional sangat penting direalisasikan oleh warga negara dan pemerintah. Banyak inovasi UMKM yang gencar dilakukan secara nasional. Namun, diperlukan tindakan konkret dari investor, perusahaan lokal, nasional, dan asing untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang rentan. Kondisi Gen Z yang diperkirakan akan mengalami degradasi lapangan kerja dapat mengakibatkan pengangguran massal.

Dilansir dari Konstan.com – Menurutnya Irwanti (Investment Director, Schroder Investment  Management Indonesia) "Jadi yang penting yang kita lihat itu bukan aktualnya kejadiannya apa, tapi ekspetasi itu sudah dimana". Langkah tepat ada di depan mata, para pebisnis harus berhati-hati dalam menentukan arah pasar sebelum kebijakan publik kondusif yang dapat memberikan nilai kesejahteraan bersama.


Dilansir dari Anggaran.kemenkeu.go.id – Langkah-langkah konkret dalam penguatan wellbeing antara lain melalui pendidikan bermutu yang berdaya saing, termasuk meningkatkan gizi anak sekolah dan memperkuat link and match dengan dunia usaha, kesehatan yang berkualitas mencakup penurunan stunting dan penyakit menular serta mengakselerasi pengentasan kemiskinan dan penurunan kesenjangan, melalui upaya mewujudkan petani Makmur, nelayan Sejahtera, UMKM Berdaya, serta percepatan pengembangan Desa Mandiri. Menurut Menkeu Sri Mulyani, upaya ini merupakan bagian dari strategi "spending better" yang fokus pada efisiensi, efektivitas, dan produktivitas belanja negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Penulis : MN Huda



#itbadla #pertumbuhanekonominasional #nilairupiahmenguat

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama