Karena ketika menilik secara sederhana disekitar kita produk yang dinikmati adalah produk yang mampu dirasakan oleh pembeli dan paling diminati untuk dilirik. Ketika berhadapan dengan harga akan di tentukan oleh tempat, tentang mampu tidaknya harga ini menjangkau pelanggan. Bukan berarti Place (Harga) dan Promotion (Promosi) tidak mampu menjangkau bisnis yang sehat atau meningkatkan keuntungan untuk pebisnis akan tatapi perlunya penerapan teori 7P dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Misalnya dalam bisnis kecil, fokus pada pengalaman pelanggan dan proses internal yang efisien dapat membantu meningkatkan loyalitas pelanggan dan efisiensi operasional. Di sektor usaha besar, tambahan elemen seperti orang-orang (People) dan bukti fisik (Physical Evidence) dapat secara langsung mempengaruhi persepsi merek dan pengalaman pelanggan secara keseluruhan. Harga dan promosi diperlukan orang-orang yang mampu memberikan dampak yang signifikan. Bahkan People menjadi representasi hari ini adalah bukan hanya orang-orang pemilik bisnis tapi orang-orang dari loyalis masyarakat memberikan dukungan secara campaign terhadap layaknya keberadaan bisnis hadir di suatu tempat.
Banyak bisnis yang secara bukti fisiknya diragukan karena kualitas produknya tidak mampu mempengaruhi pasar dan bahkan ketidakmampuan pembuktikan secara hukum. Secara tidak sadar kemungkinan bukti fisik ini mempengaruhi pelanggan untuk menjadi loyal terhadap produk bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Selanjutnya adalah people secara manajemen adalah kemampuan kepemimpinan yang sehat dan visioner memberikan power dan pengalamannya memajukan perusahaan yang stabil.
Dalam menghadapi tantangan
ekonomi dan teknologi saat ini, penting untuk mempertimbangkan bahwa teori 7P
mungkin memerlukan sumber daya dan analisis yang lebih mendalam untuk
penerapannya. Namun, potensi untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar
dan berkelanjutan bagi pelanggan dan perusahaan membuat teori ini relevan dan
layak untuk dipertimbangkan dalam strategi pemasaran modern.
Pengalaman empiris dari
berbagai sektor usaha menunjukkan bahwa teori 4P, meskipun menjadi kerangka
kerja yang kuat dan mudah dipahami, cenderung terbatas dalam menangkap kompleksitas
hubungan antara perusahaan dan pelanggan pada era digital saat ini. Fokusnya
pada produk, harga, distribusi, dan promosi tetap relevan namun mungkin tidak
cukup untuk mengoptimalkan strategi pemasaran secara holistik.
Sebaliknya, teori 7P
memberikan perspektif yang lebih luas dengan memasukkan elemen-elemen seperti
People (orang-orang), Process (proses internal), dan Physical Evidence (bukti
fisik produk atau layanan). Pengalaman empiris menunjukkan bahwa faktor-faktor
ini memainkan peran krusial dalam menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan
membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Tantangan dan keuntungan dalam
penerapan teori 7 P, Meskipun memerlukan sumber daya dan analisis yang lebih
mendalam, potensinya untuk menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi
pelanggan dan perusahaan menjadikannya relevan dalam menghadapi tantangan
ekonomi dan teknologi saat ini. Pendekatan yang lebih holistik ini membantu
perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan pasar dan membangun fondasi
yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang.
Perluasan keunggulan dengan Teori
7P membawa konsep lebih luas tentang pengelolaan bisnis, dengan memasukkan
elemen seperti people (orang-orang), process (proses internal), dan physical evidence (bukti fisik produk atau layanan). Pengalaman empiris menunjukkan
bahwa memperhatikan aspek-aspek ini tidak hanya meningkatkan pengalaman
pelanggan tetapi juga memperkuat fondasi operasional perusahaan. Misalnya,
fokus pada orang-orang dalam organisasi bisa meningkatkan loyalitas karyawan
dan kualitas layanan, sementara bukti fisik yang kuat bisa meningkatkan citra
merek di mata konsumen.
Bisnis cafe terkadang menjadi pilihan bisnis kekinian akan tetapi perlunya hal-hal krusial untuk stabilnya intergrasi pengalaman empiris menjadi keuntungan dalam berbisnis
Seperti halnya disektor bisnis cafe manajemen riset pengalaman empiris dari 4 P dan 7 P yang baik mampu memberikan dampak usaha dan kekuatan bisnis dalam jangka panjang. Sementara itu jika adanya keinginan pengembangan bisnis harus mampu di integrasikan dalam pilihan yang strategis terkait meniru pola yang lama atau yang baru disertai pertimbangan resiko yang akan terjadi. Karena disetiap wilayah memiliki standar budaya yang berbeda-beda. Karena kecenderung bisnis waralaba dari sektor bisnis cafe ini masih perlunya identifikasi standar budaya di setiap wilayah yang berbeda.
Seperti contohnya bisnis cafe berada di wilayah A yang standar budayanya banyak orang keterikatannya suka minum kopi di luar rumah karena suka berkerumun untuk sekedar bertemu sahabat atau rekan kerja. Ketika melakukan pengembangan bisnis di wilayah B yang jarang orang suka minum kopi karena lebih suka membuat kopi dirumah untuk lebih dekat dengan keluarga. Keharusan pengujian secara mendalam dalam memulai bisnis menjadi momentum yang krusial.
Penulis : M. Nurul Huda
Posting Komentar